Sunday, November 16, 2014

Psikologi Humanistik

PSIKOLOGI HUMANISTIK
           
            Psikologi humanistik mearupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an,dengan pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta pandangan sebagai “ kekuatan ketiga “ dalam aliran psikologi.
            Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikolog yang bernama freud ia berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia. Klompok psikoanalis berkeyakinan bahwa prilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri.
            Kekuatan kedua dalam psikologi adalah behaviorisme yang di pelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil pemikiran nya tentang reflex yang terkondisikan. Kalangan behavioristik meyakini bahwa prilaku dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan.
            Kekuatan yang ke tiga yaitu humanistik, dalam perkembangan teorinya psikologi humanistik sangan memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi. Dalam hal ini, james bugental (1964) mengemukakan lima dalil utama dari psikologi humanistic yaitu:
1.      Keberadaan manusia tidak dapat di reduksi ke dalam komponen-komponen.
2.      Manusia memiliki keunikan dalam hal berhubungan dengan manusia lainya.
3.      Manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam berhubungan dengan orang lain.
4.      Manusia memiliki pilihan – pilihan dan dap[at bertanggung jawab atas apa yang di pilihnya.
5.      Manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai dan kreativitas.

Ada beberapa sumbangan pemikiran dari para ahli psikologi terhadap perkembangan psikologi humanistic di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji tentang persepi. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah suatu yang melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu kejadian.
2.      Abraham Maslow (1950) yang mengfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi – potensi yang dimilki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi aktualisasi diri seseorang,yang merupakan salah satu tujuan dari pendidikan psokologi humanistic.
3.      Morris (1954) manusia dapat memikirkan tentang proses berfikirnya sendiri yang kemudian mempertanyakan dan mengkoreksinya. 

Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepantingan konseling dan terapi,salah satunya yang paling popular adalah dari carl rogers dengan client-centered teraphy,yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat menghadirkan diri dan memahami perkembangan dirinya,serta menekankan pentingnya sikap tulus,salingmenghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah – masalah kehidupannya.
            Selain memberikan sumbangan nya terhadap konseling dan terapi,psikologi juga memberikan sumbangan nya bagi pendidikan alternative yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistic berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pambelajaran nyata. Perkambangan aspek, emosional, social, mental dan keterampilan dalam berkarier menjadi focus dalam model pendidikan humanistik ini.





TEORI NATIVISME

            Nativisme berasal dari kata nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas pembawaan sejak lahir, dan faktor yang kodrati. Pelopor aliran nativisme Arthur schopenhauerseorang filosof jerman yang hidup tahun 1788-1880. Pada hakekat nya aliran nativisme bersumber dari leibnitzian tradition,sebuah tradisi yang menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak. Hasil perkembangan di tentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetika dari kedua orangtuanya.
            Dengan demikian, menurut aliran ini,keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiripandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan,pada prinsipnya, pandangan nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir kedunia,yaitu daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter,serta kemampuan dasar lainya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia.

Faktor – faktor perkembangan manusia dalam teori nativisme
1.      Faktor genetic, adalah faktor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri manusia.
2.      Faktor kemampuan anak, adalah faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya.
3.      Faktor pertumbuhan anak, adalah faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minat nya di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan pertumbuhan anak itu normal maka dia akan bersifat enerjik,aktif dan responsive terhadap kemampuan yang dimiliki.

Tujuan – tujuan teori nativisme

Dalam teori ini menurut G Leibnitz : monad “ dalam diri individu manusia terdapat suatu inti pribadi”. Sedangkan dalam teori-teori Arthur Schopenhauer dinyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir. Sehingga dengan teori ini setiap manusia di harapkan:

1.      Mampu memunculkan bakat yang dimiliki.
2.      Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkopetensi.
3.      Mendorong manusia dalam menentukan pilihan.
4.      Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang.
5.      Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki.

Aplikasi pada masa sekarang

Ada beberapa aplikasi yang bisa di terapkan pada masa sekarang untuk pengembangan bakat misalnya lembaga pelatihan yang khusus dibuat agar menjadi suatu wadah untuk menampung suatu bakat agar kemampuan yang dimiliki oleh individu dapat tersalurkan dan berkembang dengan baik sehingga hasil yang di capai dapat maksimal.tanpa disadari lembaga pendidikan sekarang pun juga dibuka kegiatan- kegiatan yang bisa mengembangkan dan menyalurkan bakat anak di luar kegiatan akademik,sehingga selain anak mendapatkan ilmu pengetahuan didalam kelas ,tetapi juga bisa mengembangkan bakat yang dimilikinya.



No comments:

Post a Comment